Pages

Pengikut

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 November 2013

BAMBU-BAMBU MASA LALU


sudah sewindu..., tapi kau tahu???
semua tak kan seperti dahulu
matamu yang bening, kini hanya bisa menatap kaku

kau tak kan bisa mengobati luka hatiku
sekalipun kau bayar dengan usiamu
ku pastikan itu

wahai rumpun bambu
tinggimu menjulang namun kau bisu
berdecit sengit kala angin menyapamu
sedikitpun ku takkan mendengarkanmu
kau hanya menghalangi pandanganku
ku harap peternak sapi segera memotongmu
agar enyahlah pula kau dari hadapanku

 

#pencakar_langit_musi

GELORA

"bising !" ucap telingaku yang mendelik tajam
"ayolah !" kakipun serta berteriak
"indah...," mataku berujar usai ekornya melirik jendela
bergegas ku tinggalkan pc dan buku, perlahan kulangkahkan kaki menuju jendela kamar

seketika, pyarrrr !
sumber cahaya menyebarkan partikelnya dengan intensitas tinggi
"silau...," keluh bibirku dengan suara parau
kupicingkan sedikit mata pandaku. "Mbak, bangun..., shalat dulu." bibi mengguncangkan tubuhku.
tubuhku menggeliat, naluriku berbisik, "gelora apa di balik tirai jendelaku?"

#pencakar_langit_musi

Minggu, 21 Juli 2013

Kemarilah, Pagi...



Tanyakan saja pada langit kelam tak berbintang itu.
semua berkecamuk tak tergambarkan,
hambar, dan abstrak.
Dalam ilmu fisika,
tak ada yang namanya gelap.
Yang ada itu ketiadaan cahaya.
Itulah yang dirasakan sekarang.
Seketika...
Dunia ini berasa sempit
Tapi ku ingat,
Semua akan terasa lapang
Jika komunikasi dengan Allah terjalin baik
Ku hanya berharap,
malam segera berlalu.
Biar segera berganti...
agar ku dapat lagi menari
di antara beribu harapan elok
di saat fajar terbit esok.
Kemarilah, Pagi...

Rabu, 01 Mei 2013

Hati yang Tak Mungkin Menyatu

Saatku telusuri sang waktu
Terpaku ku tatap cahaya malam itu
Menerangi kalbu yang mulai beku
Seakan tak risaukan dirimu
   
Membuat kelam seakan terangiku
Ku pahami apa yang kau renungkan
Kau coba melawan gundah hatimu
Yang berhasrat tuk lepas dan lupakan aku
Telah usai semua, tinggalkan derita

Anganmu yang tinggi inginkan makhluk lebih bermateri
Cukuplah sudah citaku tuk mengharapkanmu
Akankah kau temukan kasih yang murni
Seperti yang kau dapatkan dalam ketulusanku
Kurasa kau akan peroleh cinta yang mati

Kamis, 25 April 2013

Berjalan di Atas Waktu

Jika saja
Waktu bisa diputar kembali
Dan, Jika waktu bisa diputar oleh Manusia itu sendiri
Ku tak akan menyia–nyiakan waktu begitu saja

Kan ku buat  hari–hariku lebih Indah
Lebih berharrga, dan lebih berarti lagi
Kan ku atur waktu sebaik mungkin
Dan seperti apa yang ku mau
Hingga tiada penderitaan dalam hidup ini

Mungkin
Aku tak bisa seperti mereka yang bisa hidup bahagia..
Tapi, aku bisa jadi diriku sendiri
Untuk mewujudkan harapan dan impianku..

Belajar menikmati ini semua
adalah cara yang paling tepat
Walau banyak cobaan yang menghalangi
Tetap ku sadari, kali ini aku berjalan di atas waktu
Tetap saja tak bisa ku ulang barang sedetikpun

Dan, dengan harapan dan semangat..
Aku berusaha menjalani ini semua dengan ketulusan hati..
Berharap hari esok akan lebih baik lagi..
Aku akan terus berjuang..melawan tantangan , dan rintangan..
Dalam hidup ini..
Jangan jadikan ambisi dan kesuksesan sebagai puncak kehidupan didunia untuk meraih kelezatan hidup, atau kepuasan nafsu. Tetapi, hendaklah bertujuan untuk memadamkan api kebathilan dan menyalakan sinar kebenaran.
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad !

Renungan di Alam Kubur

Malam pertama...
Kala itu ialah malam pertama di alam kubur
Pernahkah engkau melihat kuburan?
Pernahkah engkau membatangkan gelapnya kuburan?
Pernahkah engkau melihat sempit dan dalamnya liang lahat?
Pernahkah engkau membayangkan kengerian dan kedahsyatan alam kubur?
Sadarkah engkau bahwa kuburan itu dipersiapkan untukmu dan untuk orang-orang selain darimu?
Bukankah telah silih berganti engkau melihat
teman-teman, orang-orang tercinta dan keluarga terdekatmu diusung dari dunia fana ini ke kuburan?

Apakah Malam Pertama Kita di Alam Kubur Nanti Asyik dan Nikmat atau Penuh Derita dan Sengsara?"
Wahai anak Adam, apa yang telah engkau persiapkan saat malam pertamamu nanti di alam kubur?
Tidakkah engkau tahu, bahawa ia adalah malam yang sangat mengerikan.
Malam yang karenanya para ulama' serta orang-orang yang sholeh menangis dan orang-orang bijak mengeluh.
Bagaimana tidak, kala itu kita berada di dua persimpangan dan di dunia yang amat berbeda.
"Suatu hari pasti engkau akan tinggalkan tempat tidurmu (di dunia), dan ketenangan pun menghilang darimu.
Bila engkau berada di kuburmu pada malam pertama, demi Allah, fikirkanlah untung nasibmu dan apa yang akan terjadi padamu di sana?"

Hari ini, kita berada di dunia yang penuh keriangan bersama anak-anak, keluarga, dan sahabat.
dunia yang diterangi lampu dengan berbagai warna
dunia yang dihidangkan dengan berbagai makanan lezat serta minuman segar,
tapi coba renungkan.....
jika pada esok hari kita berada di malam pertama di dalam dunia yang kelam gelap-gelita,
lilin-lilin yang menerangi dunia adalah amalan-amalan yang kita lakukan,
dunia sempit dikelilingi tanah, berbantalkan tanah.

Saat kita mulai membuka mata di malam pertama,
dan menyaksikan, di alam kubur segalanya amat menyedihkan,
tampak raung memenuhi ruang sempit, tapi apalah daya semuanya telah berakhir.
Apa itu yang kita mau?
Pastinya tidak bukan?

Oleh karena itu, beramallah dan ingatlah bahwa kita semua akan menempuh Malam Pertama Di Alam Kubur!
_Allahumma sholli 'ala sayyidina muhammad !

Menanti Di Barzakh

Ku merintih, aku menangis,
Ku meratap, aku mengharap,
Ku meminta dihidupkan semula,
Agar dapat kembali ke dunia nyata

Perjalanan rohku,
Melengkapi sebuah kembara,
Singgah di rahim bunda,
Sebelum menjejak ke dunia,
Menanti di barzakh,
Sebelum berangkat ke mahsyar,
Diperhitung amalan,
Penentu syurga atau sebaliknya

Tanah yang basah berwarna merah,
Semerah mawar dan juga rindu,
Tujuh langkah pun baru berlalu,
Seusai talkin bernada syahdu,
Tenang dan damai di pusaraku,
Nisan batu menjadi tugu,
Namun tak siapa pun tahu resah penantianku

Terbangkitnya aku dari sebuah kematian,
Seakan ku dengari,
Tangis mereka yang ku tinggalkan,
Kehidupan disini bukan suatu khayalan,
Tetapi ia sebenar kejadian

Kembali oh kembali,
Kembalilah kedalam diri,
Sendirian sendiri,
Sendiri bertemankan sepi,
Hanya kain putih yang membaluti tubuhku,
Terbujur dan kaku,
Jasad didalam keranda kayu,

Ajal yang datang dibuka pintu,
Tiada siapa yang memberi tahu,
Tiada siapa pun dapat hindari,
Tiada siapa yang terkecuali,
Lemah jemari nafas terhenti,
Tidak tergambar sakitnya mati,
Cukup sekali tak sanggup untuk ku mengulangi

Jantung berdegup kencang,
Menantikan malaikat datang,
Menggigil ketakutan gelap pekat dipandangan,
Selama ini diceritakan,
Kini aku merasakan,
Di alam barzakh jasad dikebumikan
       
 

Blogger news

Blogroll

About